Surat Untuk Mantan
Semarang, 31 Maret 2014
Hai kamu, apa kabar? Aku rasa keadaanmu jauh lebih baik
sekarang. Begitu pun aku yang jauh lebih baik sejak pertemuan kita terakhir itu. Pertemuan yang seperti petir di siang bolong, menurutku. Sejak pertemuan terakhir itu, ada hal yang sangat mengganggu hatiku. Hal yang ingin aku sampaikan padamu namun tak sempat terucap dari bibirku, dulu. Aku tau,
mungkin sudah sangat terlambat bagiku untuk mengutarakannya sekarang. Aku ingin
mengucapkan terima kasih dan maaf kepada kamu, orang yang pernah sangat berarti bagiku dan pernah setidaknya menggoreskan senyum dan tawa dibibirku.
Terima kasih karena semua hal yang pernah kamu beri.
Terima kasih telah membiarkanku merasakan dicintai oleh orang yang aku cintai
dan juga mengajariku betapa sedihnya kehilangan orang yang sangat berarti. Kamu
tahu? Sejak pertemuan terakhir itu, aku lebih peduli dengan diriku sendiri.
Tidak seperti aku yang dulu, yang selalu menggantungkan segala sesuatu ke orang
lain, yang cuek dengan diri sendiri. Kamu tahu? Sejak pertemuan terakhir
itu, aku lebih berani belajar banyak hal, tidak takut untuk gagal, tidak takut
untuk kalah, yang aku takutkan adalah ketika aku kehilangan kesempatan, sama
seperti kehilangan kesempatan untuk dicintai kamu lagi. Kamu tahu? Betapa aku
sangat suka ketika melihat seseorang bermain gitar, terutama kamu(dulu).
Semenjak itu aku bertekad bahwa suatu saat nanti aku ingin ada orang yang ingin
kunyanyikan lagu sambil bermain gitar, seperti dulu yang pernah kamu lakukan padaku.
Kamu tahu? Ternyata dengan kehilanganmu aku lebih menghargai apa-apa yang aku
miliki sekarang, lebih menjaganya karena pertemuan kita yang terakhir itu
memang sangat memilukan untukku. Terima kasih ,kamu, karena darimu aku belajar, belajar untuk menjadi wanita yang kuat,
belajar untuk menjadi wanita yang tidak mudah putus asa, dan belajar untuk
menjadi aku yang lebih baik dari aku yang dulu.
Maaf, jika kiranya aku pernah melukai hatimu tanpa aku
sadari karena seperti yang kau tahu, aku memang kurang peka terhadap keadaan
disekelilingku dan maaf tidak bisa membalas segala hal yang pernah kamu
beri.
Surat ini aku tulis dengan ketulusan dan sekiranya kamu membaca surat ini, semoga
kamu bisa menerima maaf dariku dan ucapan terima kasih yang belum sempat
terucap. Percayalah, tak ada maksud lain dari surat ini, apalagi mengganggu
kehidupanmu yang baru. Aku hanya ingin menghilangkan hal yang mengganggu hatiku.
Masa lalumu,
aar
keterangan : "tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel bernard batubara."
Komentar
Posting Komentar